Paskah 2013 dan Anak Domba Allah
Alkitab adalah buku ajaib yang tidak
mungkin dikarang oleh manusia! Salah satu bukti bahwa Alkitab adalah
karya Allah sendiri dan bukan hanya kumpulan tulisan manusia dapat
dilihat dalam kisah Anak Domba dari awal sampai akhir isi Alkitab. Hanya
Allah yang ada selama masa penulisan Alkitab. Masa penulisan Alkitab
adalah 1600 tahun dari Musa sampai Rasul Yohanes. Dalam masa itu disusun
66 kitab oleh 40 penulis (nabi, raja, penyanyi, penyair, ahli Taurat,
Rasul dan sejarahwan). Pewahyuan yang begitu selaras menunjukkan bahwa
di belakang tiap penulis ada Sang Penulis yang memberi inspirasi dan
ilhaman melalui dorongan Roh Kudus untuk mencatat Firman Allah.
2Petrus 1:20-21, “Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.”
Akhir bulan Maret ini, kita akan merayakan Paskah. Inti berita Paskah adalah Yesus menjadi Anak Domba Allah yang digantung di atas kayu salib untuk menjadi Juruselamat kita. Oleh karena itu, teramat sangat penting bagi kita untuk memahami topik yang ajaib ini, yang membuktikan bahwa Alkitab adalah ilhaman Allah dan bukan hanya karangan manusia. Perhatikan bagaimana tema Anak Domba berkembang dari kitab ke kitab untuk menyatakan pewahyuan ajaib.
1. Adam dan Hawa ditebus oleh darah Anak Domba – Kejadian 3
Setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, mereka langsung sadar bahwa mereka telanjang. Mereka kehilangan kemuliaan Allah yang merupakan pakaian mereka, sehingga mereka berusaha membuat pakaian pengganti dari daun pohon ara. Ketika Allah datang dan berjalan di Taman Eden, Adam dan Hawa bersembunyi. Lalu datanglah pertanyaan pertama yang dicatat di Alkitab. Allah yang begitu rindu bersekutu dengan ciptaan-Nya, manusia. Tetapi, karena dosa hubungan itu telah putus sehingga Allah harus bertanya, “Di manakah engkau?”
Kejadian 3:7-9, “Maka terbukalah
mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka
menyemat daun pohon ara dan membuat cawat. Ketika mereka mendengar bunyi
langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu
hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN
Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. Tetapi TUHAN Allah memanggil
manusia itu dan berfirman kepadanya: “Di manakah engkau?”
Allah sudah tahu bahwa pakaian penutup
ketelanjangan buatan manusia tidak cukup untuk menutupi akibat dosa
mereka, sehingga Allah harus bertindak dengan kasih karunia-Nya untuk
menutupi ketelanjangan mereka.
Kejadian 3:21, “TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk
manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.”
Pada awalnya, Allah berfirman bahwa
manusia akan mati ketika ia berdosa, yakni, hari ia memakan buah dari
pohon yang terlarang : pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang
jahat. Namun manusia tidak mati pada hari itu. Mengapakah manusia tidak
langsung mati pada hari itu seperti yang difirmankan oleh Tuhan? Apakah
Allah tidak menepati janji-Nya? Sungguh Allah menepati janji-Nya, namun
disertai dengan intervensi kasih karunia. Allah sendiri telah
mengorbankan domba untuk mendapatkan kulitnya sebagai penutup atau
pakaian bagi Adam dan Hawa. Seharusnya Adam dan Hawa yang mati, tetapi
pada waktu domba dipersembahkan dan darahnya dicurahkan, telah terjadi
penebusan sehingga daripada Adam dan Hawa yang mati, lebih baik seekor
domba yang mati. Dengan demikian ketelanjangan Adam dan Hawa bisa
ditutup dengan kulit binatang yang berlumuran darah dan hidup mereka
diselamatkan. Ini adalah nubuatan tentang apa yang akan terjadi dalam
kehidupan Yesus, Anak Domba kita.
2. Kain dan Habel – Kejadian 4
Sejak
kecil, Kain dan Habel sering mendengar kesaksian orangtua mereka, Adam
dan Hawa, tentang kisah janji-janji Allah dan apa yang telah terjadi
pada waktu kejatuhan ke dalam dosa. Kisah itu menciptakan iman di dalam
hati Habel, bahwa bilamana ia mempersembahkan seekor anak domba pada
Allah, maka Allah pasti berkenan menerimanya. Sebaliknya, kisah itu
tidak masuk ke dalam hati Kain, sehingga Kain hanya mengandalkan
perbuatannya sendiri untuk menyelamatkan dirinya.
Kejadian 4:3-7, “Kain mempersembahkan
sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan;
Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing
dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban
persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak
diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.
Firman TUHAN kepada Kain: “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah
mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau
tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat
menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.”
Ibrani 11:4, “Karena iman Habel telah
mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban
Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia
benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu.”
Di
sini kita melihat dua cara pendekatan kepada Allah. Yang pertama,
pendekatan berdasarkan iman dan kasih karunia karena darah penebus sudah
dicurahkan. Ini jalan yang diambil oleh Habel. Yang kedua adalah
pendekatan berdasarkan usaha atau amal saleh seseorang dalam usaha untuk
dibenarkan oleh perbuatannya sendiri. Inilah jalan yang diambil oleh
Kain. Jalan Habel adalah berkenan kepada Allah dan jalan Kain ditolak
oleh Allah. Korban Habel adalah seekor anak domba bagi Allah. Dari kisah
ini kita melihat dua jenis agama. Yang satu berdasarkan iman. yang
kedua berdasarkan perbuatan. Sekali lagi kita melihat bahwa yang membuat
manusia berkenan kepada Allah adalah karena korban dan pencurahan darah
seekor anak domba sebagai penebus.
3. Abraham dan Ishak – Kejadian 22
Alkitab
dengan jelas menceritakan kisah Abraham membawa anaknya Ishak untuk
dipersembahkan di atas bukit Moria. Tempat inilah yang kemudian menjadi
lokasi pembangunan Bait Suci di zaman Raja Salomo sekaligus Bait Suci
yang ada di tengah-tengah Yerusalem di zaman Yesus. Masa kini, inilah
lokasi Kuba Emas dan mesjid Al-Aqsa.
Kejadian 22:1-2, “Setelah semuanya itu
Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: “Abraham,” lalu sahutnya:
“Ya, Tuhan.” Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau
kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di
sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan
kepadamu.”
Abraham
taat dengan iman, karena ia tahu Allah telah berjanji bahwa berkat
kelahiran Mesias (Kristus), Sang Juruselamat, akan datang dari keturunan
Ishak. Jadi biarpun Ishak mati, maka Allah harus membangkitkan dia
kembali. Itulah iman Abraham yang luar biasa.
Ibrani 11:17-19, “Karena iman maka
Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah
menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun
kepadanya telah dikatakan: “Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang
akan disebut keturunanmu.” Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa
membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari
sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.” \
Pada saat Abraham hendak menyembelih
Ishak, Allah bersuara dengan menghentikannya dan menyediakan seekor
domba untuk dipersembahkan sebagai ganti anaknya. Seekor anak domba
ganti satu orang.
Kejadian 22:10-14, “Sesudah itu Abraham
mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: “Abraham,
Abraham.” Sahutnya: “Ya, Tuhan.” Lalu Ia berfirman: “Jangan bunuh anak
itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa
engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan
anakmu yang tunggal kepada-Ku.” Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor
domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar.
Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran
pengganti anaknya.”
Di
tempat yang sama, di perbukitan yang sama, Yesus disalibkan, sebagai
Anak Domba Allah, menjadi pengganti kita, menjadi penebus kita, menjadi
Juruselamat kita. Janji Allah kepada Abraham telah digenapi dengan
sangat ajaib 2000 tahun kemudian setelah tindakan iman Abraham di atas
Bukit Moria itu.
4. Musa dan Paskah pertama – Keluaran 12
Setelah
zaman Abraham, bangsa Israel masuk ke dalam perbudakan di Mesir selama
430 tahun. Pada waktu itu, Tuhan membangkitkan nabi Musa untuk memimpin
bangsa Israel keluar dari Mesir dan pergi mendiami Tanah Perjanjian,
Kanaan, di tanah Palestina.
Kejadian 17:8, “Kepadamu dan kepada
keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing,
yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk
selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka.”
Perjanjian Allah kepada Musa adalah agar Israel masuk ke tanah Palestina sebagai milik Israel:
Keluaran 6:7, “Aku akan membawa kamu ke
negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan memberikannya kepada Abraham,
Ishak dan Yakub, dan Aku akan memberikannya kepadamu untuk menjadi
milikmu; Akulah Tuhan.”
Hal yang sama dikatakan di dalam
Al-Qur’an, yaitu bahwa tanah Palestina telah diberikan Allah kepada
bangsa Israel dalam Surah Al Maidah (5):20-21,
“(20)Ingatlah, ketika Musa berkata
kepada kaumnya: “Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika Dia
mengangkat nabi-nabi di antaramu dan menjadikan kamu bangsa yang
merdeka. Dan diberikan-Nya kepadamu apa-apa yang belum pernah diberikan
kepada seorangpun di antara umat yang lain. (21)Hai kaumku, masuklah ke
tanah suci Palestina yang telah ditentukan Allah bagimu.”
Namun, Firaun, penguasa Mesir, tidak mau
membebaskan bangsa Israel. Oleh karena itu, Allah harus menurunkan 10
tulah atas Mesir, sebelum Firaun akhirnya melepaskan bangsa Israel
pergi. Tulah kesepuluh adalah yang paling pahit bagi Firaun. Allah telah
berfirman bahwa pada tengah malam, tanggal 14 bulan Abib, malaikat maut
akan berjalan di tengah-tengah negeri dan setiap anak sulung, mulai
dari rumah Firaun, akan tewas.
Tuhan
telah berfirman kepada bangsa Israel bahwa mereka juga akan mengalami
nasib yang sama, kecuali mereka mengambil seekor anak domba bagi setiap
keluarga, menyembelihkannya, lalu darah anak domba itu harus dibubuhkan
pada kedua tiang dan ambang pintu rumahnya. Pada tengah malam, malaikat
akan melihat darah itu sehingga akan melewati rumah tersebut.
Keluarga-keluarga yang berlindung di bawah darah anak domba akan selamat
dari tulah Allah pada hari itu. Demikianlah dilakukan seluruh bangsa
Israel, sehingga mereka diselamatkan dari perbudakan. Lalu, mereka pun
berangkat ke Kanaan, Palestina, Tanah Perjanjian itu.
Keluaran 12:11-14, “Itulah Paskah bagi
TUHAN. Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua
anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan
kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN. Dan
darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal:
Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi
tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku
menghukum tanah Mesir. Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu.
Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu
harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya.”
Sebagaimana
peristiwa Abraham dan Ishak adalah nubuatan tentang Yesus yang akan
menjadi sang penebus dan pengganti kita, demikianlah peristiwa Paskah di
mana bangsa Israel diselamatkan oleh darah anak domba. Itulah sebabnya,
1500 tahun kemudian Yesus disalibkan pada waktu Hari Raya Paskah. Yesus
adalah Anak Domba Paskah yang sebenarnya dan telah menggenapi nubuatan
Firman Tuhan. Hanya Allah saja yang dapat merencanakan
peristiwa-peristiwa ajaib seperti ini, dan mencatatnya sebagai nubuatan
ribuan tahun sebelumnya. Ini membuktikan bahwa Alkitab adalah karya
Allah dan bukan karya manusia. Di dalam kisah ini, ada seekor anak domba
disediakan bagi setiap keluarga.
Matius 26:1-2, “Setelah Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya
itu, berkatalah Ia kepada murid-murid-Nya: “Kamu tahu, bahwa dua hari
lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk
disalibkan.”1Korintus 5:7, “Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.”
5. Korban Penebus Dosa dan Anak Domba Allah – Imamat 16
Setahun sekali, bangsa Israel merayakan
Yom Kippur, Hari Pendamaian. Pada hari itu, mereka dinyatakan sempurna,
bersih dari segala dosa mereka. Pada hari itu, seekor anak domba jantan
harus dipersembahkan bagi bangsa Israel.
Imamat 16:15-16, “Lalu ia harus
menyembelih domba jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa bagi
bangsa itu dan membawa darahnya masuk ke belakang tabir, kemudian
haruslah diperbuatnya dengan darah itu seperti yang diperbuatnya dengan
darah lembu jantan, yakni ia harus memercikkannya ke atas tutup
pendamaian dan ke depan tutup pendamaian itu. Dengan demikian ia
mengadakan pendamaian bagi tempat kudus itu karena segala kenajisan
orang Israel dan karena segala pelanggaran mereka, apapun juga dosa
mereka.
Nubuatan ini menunjukkan bahwa kita memerlukan seekor anak domba demi keselamatan bangsa.6. Nabi Yesaya dan Mesias adalah Anak Domba Allah – Yesaya 52-53
Nabi
Yesaya telah bernubuat sekitar tahun 700 sM. Nubuatannya tentang Mesias
yang akan datang untuk menjadi Juruselamat manusia, dengan menanggung
segala dosa dan penghukumannya sangat terinci. Mesias itu akan menderita
siksaan sampai mati, lalu akan bangkit kembali. Nabi Yesaya menyatakan
bahwa anak domba yang sesungguhnya bukan seekor binatang, tapi anak
domba yang sebenarnya itu adalah Mesias yang akan disembelih seperti
seekor anak domba. Jadi, anak domba yang sebenarnya adalah seseorang
yang menjadi korban penebusan bagi manusia, yaitu Yesus. Dialah seekor
anak domba bagi “umat-Ku,” kata Tuhan.
Yesaya 52:13-15, “Sesungguhnya, hamba-Ku
akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan. Seperti
banyak orang akan tertegun melihat dia, begitu buruk rupanya, bukan
seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi,
demikianlah ia akan membuat tercengang banyak bangsa, raja-raja akan
mengatupkan mulutnya melihat dia; sebab apa yang tidak diceritakan
kepada mereka akan mereka lihat, dan apa yang tidak mereka dengar akan
mereka pahami.”
Yesaya 53:3-8, “Ia dihina dan dihindari
orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita
kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia
dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya,
penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang
dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas
Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia
diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan
keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita
menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita
mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya
kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri
ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke
pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang
menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya… dan karena pemberontakan
umat-Ku ia kena tulah.”
Keajaiban
nubuatan Yesaya ini dapat Anda gali dan temukan sendiri. Ada 7 kalimat
dari sudut pandang manusia tentang karya salib dalam Yes.53:4-6 dan ada 7
kalimat dari sudut pandangan Allah tentang karya salib dalam
Yes.53:8-12. Lalu, di tengah-tengah di antara 7 kalimat dari sudut
manusia dan 7 kalimat dari sudut Allah itu, kita bisa membacanya dalam
Yes.53:7, “Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak
membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian.”
7. Yohanes Pembaptis menyatakan Mesias adalah Anak Domba Allah –Yohanes 1
Yohanes
Pembaptis telah melayani sezaman dengan Mesias, bahkan dia adalah
sepupu Yesus. Nabi Yohanes Pembaptis ini telah mengidentifikasi bahwa
Mesias bukan sembarang anak domba, tetapi Yesuslah anak domba yang
adalah penggenapan semua nubuatan Taurat, Mazmur dan Kitab Nabi-nabi.
Yohanes juga menyebutkan bahwa Yesus Kristus, Mesias itu, adalah Anak
Allah. Kita berpegang teguh pada Firman Tuhan dan hikmat ajaib yang
diberikan kepadanya, bahwa Yesus, Mesias itu, sesungguhnya adalah Anak
Domba Allah yang akan menyelamatkan dunia. Ternyata, manusia yang adalah
anak domba bukanlah sembarang manusia, melainkan manusia khusus, yang
terpilih, yang sempurna, yaitu Yesus. Dialah satu-satunya anak domba
bagi seisi dunia.
Yohanes 1:29-34,“Yohanes melihat Yesus
datang kepadanya dan ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang
menghapus dosa dunia… Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian:
Ia inilah Anak Allah.”
8. Rasul Petrus dan Rencana Allah tentang Anak Domba Allah – 1 Petrus 1
Sebelum
terjadinya kejatuhan manusia ke dalam dosa, maka Allah sudah
merencanakan jawab-Nya. Yesus telah dipilih dan direncanakan oleh Allah
sebagai Anak Domba sejak sebelum dunia dijadikan. Jadi, kita melihat
bahwa hanya ada satu jalan keselamatan bagi manusia. Kita tidak
diselamatkan oleh perbuatan-perbuatan kita, bahkan kita tidak mampu
menyelamatkan diri kita sendiri. Kita benar-benar memerlukan seorang
penebus, seorang Juruselamat yang akan membayar lunas harga atas
kejatuhan kita. Kita tak mampu membayarnya. Tetapi, syukurlah Yesus
sanggup melakukan semuanya itu bagi kita.
1Petrus 1:18-21, “Sebab kamu tahu, bahwa
kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari
nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan
perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus
yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Ia
telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru
menyatakan diri-Nya pada zaman akhir. Oleh Dialah kamu percaya kepada
Allah.”
Ternyata di sepanjang sejarah, hanya ada seekor anak domba yang sesungguhnya, yaitu Yesus.9. Anak Domba Allah di Takhta Allah – Wahyu 5
Yesus
naik ke sorga dan duduk dalam takhta Allah untuk menyatakan
kemuliaan-Nya. Ia duduk di tahta, karena Dia adalah Allah. Pada akhir
pelayanan-Nya di bumi Yesus berkata kepada Bapa,
Yohanes 17:5,“ Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu
sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.”Yesus menyatakan bahwa Dia adalah kekal dan berasal dari sorga, sehingga Dia harus kembali ke sana. Waktunya sudah tiba. Setelah kematian-Nya dan kebangkitan-Nya, Yesus naik ke sorga dan duduk di takhta Allah.
Wahyu 3:21, “Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.”
Wahyu 5:6,“Maka aku melihat di
tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah
tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih,
bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus
ke seluruh bumi.”
Anak
Domba Allah ini ajaib. Sudah tersembelih, tapi masih tetap berdiri. Ini
terjadi karena Dia mati dan bangkit kembali. Anak Domba Allah ini
memiliki 7 tanduk, – tanduk dalam Alkitab adalah tanda kuasa-, dan angka
7 adalah tanda sesuatu yang lengkap dan sempurna. Jadi, Yesus, Anak
Domba Allah kita memiliki semua kuasa, karena Dia Mahakuasa. Anak Domba
memiliki 7 mata. Mata adalah tanda penglihatan dan pengetahuan. Yesus
melihat dan mengetahui segala sesuatu, karena Dia Mahatahu. Anak Domba
memiliki 7 roh. Roh menyatakan hadirat. Jadi, Yesus ada di mana-mana,
karena Dia Mahahadir. Hanya ada satu Anak Domba bagi langit dan bumi,
serta semesta alam, cuma satu korban yang sanggup menyelamatkan manusia,
satu Penebus. Itulah sebabnya Yesus berkata,
Yohanes 14:6, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
Yesus
adalah jalan yang lurus. Ia adalah jalan keselamatan dan kehidupan.
Tidak ada jalan lain ke sorga, selain percaya dan mengikuti Tuhan Yesus.
10. Anak Domba Allah di Yerusalem Baru – Wahyu 21-22Dalam Yerusalem Baru, Yesus disebut sebagai anak domba sebanyak tujuh kali.
i. Yesus adalah Mempelai Laki-laki, “pengantin perempuan, mempelai Anak Domba,” Why.21:9
ii. Yesus adalah Dasar kita, “tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba,” Why.21:14
iii. Yesus Pusat Penyembahan kita, “Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba,” Why.21:22
iv. Yesus adalah Terang kita, “kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya,” Why.21:23
v. Yesus adalah Keselamatan dan
Kehidupan kita, “tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau
orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang
namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba,” Why.21:27
vi. Yesus adalah Sumber Rezeki dan
Kesehatan kita, “sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan
mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. Di
tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu,
ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan
sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan
bangsa-bangsa,” Why.22:1-2.
vii. Yesus adalah Raja kita, “Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan
ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,”
Why.22:3Jadi, hanya ada satu Anak Domba di Yerusalem Baru untuk selama-lamanya. Hanya seekor anak domba untuk kekekalan.
Perhatikan keajaiban kisah Anak Domba dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu. Ada:
- 1 Anak Domba untuk penebusan - Adam dan Hawa, Kej.3
- 1 Anak Domba untuk memuaskan hati Allah - Habel, Kej.4
- 1 Anak Domba bagi 1 manusia - Ishak, Kej.22
- 1 Anak Domba bagi 1 keluarga - Tiap Keluarga, Kel.12
- 1 Anak Domba bagi 1 bangsa - Tiap Bangsa, Im.16
- 1 Anak Domba bagi umat Tuhan - Umat Perjanjian, Yes.53
- 1 Anak Domba bagi seisi dunia - Barang Siapa Percaya, Yoh.1
- 1 Anak Domba bagi segala zaman - Sepanjang Sejarah, 1Pet.1
- 1 Anak Domba bagi Sorga dan Bumi - Alam Semesta, Why.5
- 1 Anak Domba untuk Selama-lamanya! - Yerusalem Baru, Why.21-22
Why.12:11, “Mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka.”
Hanya ada satu Anak Domba demi
keselamatan. Hanya ada satu jalan ke sorga. Hanya satu saja yang sanggup
mengampuni, menyembuhkan, memberi jaminan dan kepastian tentang hidup
kekal. Dia itu adalah Yesus, Anak Domba Allah. Dialah yang kita rayakan
pada Paskah ini. Kisah ini tidak mungkin dikarang oleh manusia, karena
dari awal sampai akhirnya adalah 6000 tahun. Tidak pernah ada manusia
yang sanggup untuk hidup selama itu.
Selamat Paskah 2013!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar